Beranda > Dokumentasi Kehidupan > Sebuah Renungan

Sebuah Renungan

Waktu bongkar-bongkar isi harddisk, tiba-tiba ketemu sebuah file berjudul “Hati yang bersih.txt”. Aku ingat, dulu aku suka koleksi artikel-artikel begini. Kadang-kadang ga sengaja koleksi. Hasil copy-paste email kusimpan begitu saja dalam file plain text namun selanjutnya malah lupa kubaca. Alhasil, aku tak pernah heran dengan banyaknya file-file yang bertumpuk ga jelas di kompie-ku. Bahkan seringkali namanya saja sudah lupa. Hehe.

Hmm, jujur sih. Judulnya (Hati yang bersih) merupakan frase yang ga asing dan terkesan klise (jika apa yang ditulis di dalamnya tidak tepat mengenai inti dari yang seharusnya dibahas). Lagi pula aku sudah sering banget baca uraian yang begini. Tapi, ah, baca sajalah. Siapa tahu bagus, bermutu, dan jadi santapan ruhiyah yang baik di saat imanku sedang melemah sekarang ini.

Dan selanjutnya, subhanallah, ternyata memang bagus. Dan bukan hanya itu. Kata-katanya mirip dengan kata-kataku sendiri di sebuah surat yang kutulis untuk temanku beberapa tahun yang lalu. Bahkan caranya untuk mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata itu, ah, serasa menemukan sesuatu yang hilang. Jadi ingat, dulu dengan mudahnya, aku banyak memberikan solusi untuk permasalahan orang lain. Cuap-cuap begini begitu. Tapi ketika menghadapi permasalahan sendiri, eh malah bingung juga. Jadi kayak “ludruk”.

Serasa menemukan diri sendiri yang hilang dan isi artikel yang bagus itulah alasan aku tertarik untuk mempublikasikannya di sini. Kunukil apa adanya dan hanya kuubah format-nya. Kalimat yang dicetak miring itu adalah kalimat yang kusukai. Yah, tak ada kata yang lebih baik dari lisanku saat ini selain mengucapkan, “selamat membaca, semoga bermanfaat.”.

Kejernihan Hati & Tawakkal, sumber kebahagiaan hakiki…

Orang yang paling beruntung memiliki hati yang sehat adalah orang yang dapat mengenal Allah Azza wa Jalla dengan baik. Semakin cemerlang hatinya, maka akan semakin mengenal Dia. Penguasa jagat raya alam semesta ini. Ia akan memiliki mutu pribadi yang begitu hebat dan mempesona. Tidak akan pernah menjadi ujub dan takabur ketika mendapatkan sesuatu, namun sebaliknya akan menjadi orang yang tersungkur bersujud. Semakin tinggi pangkatnya, akan membuatnya semakin rendah hati. Kian melimpah hartanya, ia akan kian dermawan. Semua itu dikarenakan ia menyadari, bahwa semua yang ada adalah titipan Allah semata. Tidak dinafkahkan di jalan Allah, pasti Allah akan mengambilnya jika Dia kehendaki.

Semakin bersih hati, hidupnya akan selalu diselimuti rasa syukur. Dikaruniai apa saja, kendati sedikit, ia tidak akan habis-habisnya meyakini bahwa semua ini adalah titipan Allah semata, sehingga amat jauh dari sikap ujub dan takabur. Persis seperti ucapan yang terlontar dari lisan Nabi Sulaiman AS, tatkala dirinya dianugerahi Allah berbagai kelebihan, “Haadzaa min fadhli Rabbii, liyabluwani a-asykuru am afkuru.” (QS. An Naml [27] : 40). Ini termasuk karunia Tuhanku, untuk mengujiku apakah aku mampu bersyukur atau malah kufur atas nikmat-Nya.

Suatu saat bagi Allah akan menimpakkan ujian dan bala. Bagi orang yang hatinya bersih, semua itu tidak kalah terasa nikmatnya. Ujian dan persoalan yang menimpa justru benar-benar akan membuatnya kian merasakan indahnya hidup ini. Karena, orang yang mengenal Allah dengan baik berkat hati yang bersih, akan merasa yakin bahwa ujian adalah salah satu perangkat kasih sayang Allah, yang membuat seseorang semakin bermutu.

Dengan persoalan akan menjadikannya semakin bertambah ilmu. Dengan persoalan akan bertambahlah ganjaran. Dengan persoalan pula derajat kemuliaan seorang hamba Allah akan bertambah baik, sehingga ia tidak pernah resah, kecewa, dan berkeluh kesah karena menyadari bahwa persoalan merupakan bagian yang harus dinikmati dalam hidup ini.

Oleh karenanya, tidak usah heran orang yang hatinya bersih, ditimpa apapun dalam hidup ini, sungguh bagaikan air di relung lautan yang dalam. Tidak pernah akan berguncang walaupun ombak badai saling menerjang. Ibarat karang yang tegak tegar, dihantam ombak sedahsyat apapun tidak akan pernah roboh. Tidak ada putus asa, tidak ada keluh kesah berkepanjangan. Yang ada hanya kejernihan dan keindahan hati. Ia amat yakin dengan janji Allah, “Laa yukalifullahu nafasan illa wusahaa.” (QS. Al Baqarah [2] : 286). Allah tidak akan membebani seseorang, kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Pasti semua yang menimpa sudah diukur oleh-Nya. Mahasuci Allah dari perbuatan zhalim kepada hamba-hamba-Nya.

Ia sangat yakin bahwa hujan pasti berhenti. Badai pasti berlalu. Malam pasti berganti menjadi siang. Tidak ada satu pun ujian yang menimpa, kecuali pasti akan ada titik akhirnya. Ia tidak berubah bagai intan yang akan tetap kemilau walaupun dihantam dengan apapun jua.

Memang luar biasa orang yang memiliki hati yang bersih. Nikmat datang tak pernah membuatnya lalai bersyukur, sementara sekalipun musibah yang menerjang, sama sekali tidak akan pernah mengurangi keyakinan akan curahan kasih sayang-Nya. Semua itu dikarenakan ia bisa menyelami sesuatu secara lebih dalam atas musibah yang menimpa dirinya, sehingga tergapailah sang mutiara hikmah. Subhanallaah, sungguh teramat beruntung siapapun yang senantiasa berikhtiar dengan sekuat-kuatnya untuk memperindah qolbunya.

Pesan dari penulis:

Jika menurut sahabat artikel ini cukup bermanfaat, mohon di-forward ya…^_^ Rasululloh saw pernah bersabda :”Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak yang mengikutinya…..” (Hadits)[1]

-FATUM-

==============
Catatan Kaki
==============

1. Lafadz terjemahan hadits-nya adalah:

“Barangsiapa yang memberi teladan (contoh) perbuatan yang baik, ia akan mendapatkan pahala perbuatan tersebut serta pahala orang yang mengikutinya (sampai hari Kiamat) tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Barangsiapa yang memberikan contoh kejelekan, maka ia akan mendapatkan dosa perbuatan tersebut serta dosa orang-orang yang mengikutinya (sampai hari Kiamat) tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun”. [Hadits shahih riwayat Ahmad, Muslim, dan an-Nasa’i dari Shahabat Jarir bin ‘Abdillah Radhiyallahu ‘anhu]

  1. Rabu, Mei 30, 2012 pukul 3:12 pm

    Ijin ngutip tulisannya bang…!!!

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar